34 PEPATAH JAWA KUNO DAN MAKNANYA

Pepatah Jawa merupakan kumpulan ungkapan bijak yang dipercaya memiliki makna mendalam dan berisi petuah hidup. Pepatah Jawa sering digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk memberikan nasihat atau memberikan penekanan pada suatu hal. Berikut adalah 34 pepatah Jawa dan artinya:
34 PEPATAH JAWA KUNO DAN MAKNANYA
1. "Adoh pekerti lan adoh ajaran, sawise ana neng ngisor iku nganggo sandal dhuwur" – Ada perilaku dan ada pelajaran, setelah ada di bawah, pakailah sandal yang tinggi. Maknanya, setelah mempelajari sesuatu, jangan pernah merendahkan diri sendiri. Tetaplah berpegang pada nilai-nilai dan prinsip yang baik.

2. "Adus bilih, wewangi bilih, adu kabeh mring jagad." – Ada yang busuk, ada yang harum, semuanya ada di dunia. Maknanya, hidup adalah tentang menerima semua hal, baik yang baik maupun yang buruk.

3. "Ana laku, ana gawe, ana gawe, ana rezeki." – Ada usaha, ada pekerjaan, ada pekerjaan, ada rezeki. Maknanya, hasil yang baik hanya didapat dari usaha dan kerja keras.

4. "Anak ayam mangan tanah, ora kena kemul." – Anak ayam yang makan tanah, tidak mendapatkan manfaat apa-apa. Maknanya, jangan mencoba-coba melakukan sesuatu yang tidak berguna dan hanya akan merugikan diri sendiri.

5. "Anak mangan anak, marang wadon mangan jagung." – Anak makan anak, wanita makan jagung. Maknanya, orang yang cerdik dan pintar memperoleh hasil dengan cara yang lebih cerdas dan terhormat.

6. "Apa mung bocah, sing niat ora kuciwa." – Apapun yang dilakukan oleh anak kecil, jika dilakukan dengan tekad, tidak akan mengecewakan. Maknanya, apapun yang dilakukan, jika dilakukan dengan tekad dan semangat yang kuat, akan berhasil.

7. "Apa sembahyang tanpa puasa, apa puasa tanpa sembahyang, kaya lan liya wong kanggo dosa." – Apa yang sembahyang tanpa puasa, apa yang puasa tanpa sembahyang, orang lain dan saya merasa bersalah. Maknanya, jangan hanya berfokus pada kegiatan spiritual tertentu, tetapi ingatlah untuk melakukan semua hal yang baik dan benar.

8. "Apa wedi, kalau seneng, seneng; kalau sare, sare." – Apapun keadaannya, jika senang, senang; jika sedih, sedih. Maknanya, terima dan hadapi semua keadaan dalam hidup, baik atau buruk.

9. "Arep maneh siji, sedulur papat." – Jika ingin sendiri, jadilah keempat bersaudara. Maknanya, hidup dalam persaudaraan dan kerukunan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan.

10. "Asale soko kulon, loro soko wetan." – Berasal dari barat,berkembang ke timur.

Maknanya, nilai-nilai positif dan kearifan lokal dapat menyebar dan berkembang ke seluruh masyarakat.

11. "Ati-ati tangga rambat." – Hati-hati saat naik tangga yang sempit. Maknanya, waspada dan hati-hati dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil.

12. "Bae ngetan, bae ngeyahi." – Lebih baik tahu, daripada tidak tahu. Maknanya, pengetahuan adalah kekuatan, jadi carilah informasi sebanyak mungkin.

13. "Bagja ora ana rasa tresna." – Kebahagiaan tidak ada rasa cinta. Maknanya, kebahagiaan dapat ditemukan dalam banyak hal, tidak hanya dari cinta.

14. "Basa-basi golek kambing." – Berpura-pura mencari kambing. Maknanya, berbicara secara samar-samar dan tidak jelas.

15. "Beda jenenge, beda nasab." – Berbeda namun memiliki keturunan yang sama. Maknanya, meskipun berbeda, tetapi masih mempunyai ikatan yang sama.

16. "Bengi loro, sugeng dalu." – Malam dua, selamat tinggal yang lalu. Maknanya, biarkan masa lalu berlalu dan fokuslah pada masa depan.

17. "Bener ora katon, sing katon ora bener." – Yang benar tidak selalu kelihatan, yang kelihatan tidak selalu benar. Maknanya, jangan langsung mengambil kesimpulan dari penampilan atau tampilan luar seseorang atau sesuatu.

18. "Bisa minggat, bisa lunga." – Bisa pergi, bisa pulang. Maknanya, tetaplah fleksibel dalam hidup dan siap menghadapi segala situasi.

19. "Biso ngapusi, biso ngadeg." – Bisa menghilang, bisa muncul. Maknanya, keberadaan seseorang atau sesuatu dapat berubah dengan cepat dan tidak dapat diprediksi.

20. "Candak jaman, wani dihargai." – Merubah zaman, berani dihargai. Maknanya, keberanian dan kreativitas dapat menghasilkan perubahan positif dalam hidup.

21. "Cangkeme banyu, cangkeme api, enom nguni beda kene." – Menjilat air, menjilat api, tetapi tetap saja lidahnya berbeda. Maknanya, orang yang cerdik dan bijak tidak akan terpengaruh oleh lingkungan dan tetap teguh pada prinsipnya.

22. "Catur sapta ngisor, tiyang sembilan luhur." – Empat kaki di tanah, kepala di atas. Maknanya, jaga keseimbangan antara kerja keras dan hati nurani.

23. "Cedhak, kelong, enggal, lan loro, sawise mangan katon loro." – Tiga belas, dua puluh, tiga puluh, dan empat puluh, setelah makan, baca doa. Maknanya, selalu berdoa dan bersyukur atas nikmat yang diberikan.

24. "Cemburu ala kewan, sesat ala wong lanang." – Cemburu seperti binatang, sesat seperti pria. Maknanya, jangan terlalu cemburu dan terobsesi dengan sesuatu atau seseorang, karena bisa membawa kehancuran pada diri sendiri.

25. "Cetho siji, loro telu, tetelu papat, papat lima, nemu karo sedulur." – Satu, dua, tiga, empat, lima, ditemukan dengan saudara. Maknanya, kebersamaan dan persaudaraan sangat penting dalam hidup.

26. "Dadi tangan, jebul dihormati, jebluk ditindak." – Menjadi tangan, dihormati, menjadi kaki, diatur. Maknanya, jangan merasa terlalu berkuasa atau merasa lebih penting dari orang lain.

27. "Dalang gak ada wayang, wayang gak ada dalang." – Tidak ada dalang, tidak ada pertunjukan wayang. Maknanya, setiap orang memerlukan bantuan dan dukungan dari orang lain untuk mencapai kesuksesan.

28. "Dalu angin, dalu awak, ora ana sing ninggal." – Angin datang, badan datang, tidak ada yang tertinggal. Maknanya, semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan sukses dan kebahagiaan dalam hidup.

29. "Dateng mring pasir, ninggal mring karang." – Datang ke pantai, kembali ke karang. Maknanya, kehidupan adalah tentang perjalanan, dan tidak ada yang abadi di dunia ini.

30. "Dekso kowe ora ngopo-ngopo, yo ngopo kang kowe iso." – Mulailah dengan apa yang kamu miliki, lakukanlah yang bisa kamu lakukan. Maknanya, jangan pernah menyerah dan selalu melakukan yang terbaik dalam situasi apa pun.

31. "Dhewe ati, ora dhewe leluhur." – Memiliki hati, tidak memiliki leluhur. Maknanya, kepribadian seseorang lebih penting daripada latar belakang atau status keluarga.

32. "Dhewe ngombe, dhewe mangan, ora nguber-uber." – Minum sendiri, makan sendiri, tidak perlu mengganggu orang lain. Maknanya, jangan terlalu menggantungkan diri pada orang lain dan belajar mandiri.

33. "Dhewe ngetan, dhewe ngolah, supaya saget sukses karo dunyo." – Mengetahui sendiri, mengolah sendiri, supaya bisa sukses di dunia. Maknanya, pengetahuan dan kemandirian adalah kunci untuk mencapai kesuksesan dalam hidup.

34. "Di manuk kepudang, dijajal nguli." – Di tempat yang salah, mencoba menumbuhkan padi. Maknanya, setiap orang harus menemukan tempat yang tepat untuk mencapai kesuksesan.
Next Post Previous Post